Berawal dari Hobi Membaca Hingga Terjun ke Dunia Kepenulisan
Menerbitkan buku atau menjadi penulis tidak pernah sedikitpun terlintas dalam benak saya semasa kecil.
Meski saya gemar membaca sejak sekolah dasar, saya tidak pernah berpikir bisa membuat sebuah karya berupa buku.
Saat saya kecil Bapak yang bekerja sebagai tukang becak di Solo setiap pulang membawa buku sebagai oleh-oleh. Bapak bilang awalnya buku-buku itu ia beli karena kasihan pada penjual yang terlihat letih menawarkannya pada penumpang di dalam bus.
Namun setelah waktu berlalu hal itu menjadi sebuah kebiasaan. Entah buku doa, agama, cerita dan berbagai macam buku Bapak beli meski Mama sering marah, karena baginya saat itu membeli buku sama saja membuang-buang uang, yang bisa digunakan untuk keperluan lain.
Saat memasuki sekolah menengah pertama, saya sering ke perpustakaan untuk sekadar meminjam buku. Hal itu berlanjut hingga SMK. Sayangnya saat itu di sekolah saya hanya sedikit buku yang bisa dipinjam, hingga saya bersama anak OSIS lainnya bermaksud meminta iuran pada teman-teman agar bisa membeli buku. Jadi saat itu setiap minggu saya bersama Widi yang saat itu menjadi ketua OSIS berkeliling kelasย meminta iuran untuk membeli buku.
Di masa putih abu-abu, pertama kalinya saya ikut lomba menulis cerpen dalam bahasa inggris yang diadakan oleh mahasiswa yang magang pada saat itu dan saya berhasil mendapatkan juara dua.
Setelah itu saya dipercaya menjadi seksi mading yang harus mengganti isi majalah dinding setiap minggu.
Hingga akhirnya pada tahun 2009 saya ikut paman merantau ke Sulawesi. Di sini pertama kalinya saya membeli novel dengan uang hasil kerja sendiri. Dua novel karya Mira W saya simpan sampai sekarang.
Setahun kemudian saya menikah dan tidak lagi membaca, saya lebih fokus mengurus anak dan suami. Saat itu saya merasa sangat kehilangan diri saya yang sebenarnya.
Meski keinginan membaca masih ada, tetapi tidak mungkin dilakukan mengingat toko buku yang jauh dan uang untuk biaya rumah tangga yang tidak bisa diganggu.
Tahun 2015
Sahabat saya mengenalkan saya pada platform baca dan menulis Wattpad yang membuat minat baca saya kembali membara.
Sebuah platform yang menyediakan bacaan secara online.
Seiring berjalannya waktu beberapa novel kesukaan saya di Wattpad mulai terbit cetak dan saya senang sekali. Walaupun saya sudah membaca berkali-kali secara online saya tetap membeli versi cetaknya.
Kemudian saya sadar karena perkembangan teknologi yang semakin pesat ini rasanya menerbitkan sebuah buku jadi semakin mudah. Tinggal upload di platform menulis online atau kirim ke Penerbit langsung.
Dari situlah saya mulai tertarik memasuki dunia menulis. Dengan modal nekat saya mencoba menulis cerpen, puisi, pantun bahkan artikel dan mengirimkannya ke beberapa penerbit yang menerima naskah maupun sedang mengadakan lomba.
Apakah saya berhasil?
Tentu saja tidak. Tidak satupun tulisan saya diterima.
Namun saya tidak menyerah. Sebagai ibu yang baru saja melahirkan saat itu saya menggunakan hobi menulis untuk mengurangi stres berlebihan karena kesibukan mengurus dua anak sendirian di rumah, sementara suami kerja.
Melihat peluang untuk menghasilkan uang dari menulis saya mengikuti berbagai kelas menulis yang gratis maupun berbayar dari situ saya mengenal berbagai macam profesi lain dari kepenulisan yang dapat menghasilkan uang seperti desainer cover, layouter, dan editor.
Ketertarikan saya untuk masuk lebih dalam ke dunia penulisan semakin meningkat. Saya pikir dari pada di rumah saja berdiam diri, bukankah lebih baik berdaya dengan menulis? selain bisa menghasilkan uang, menulis mempunyai banyak manfaat. Salah satunya sebagai sarana healing dari penatnya kehidupan.
Sejak saat itu kegiatan menulis menjadi hal yang paling membahagiakan bagi saya.
Saya dapat mengekspresikan perasaan saya dan juga menuliskan hal yang tidak saya dapatkan di kehidupan nyata.
Menurut kamu gimana? Apakah kamu juga tertarik untuk menulis? Atau punya pengalaman lain tentang dunia menulis?
Jika tertarik menulis, tetapi bingung cara memulainya, maka cobalah untuk menulis hal-hal kecil yangย kamu rasakan atau tak diinginkan. Paling tidak hal itu bisa membuat hati lega dan kamu bisa merasakan salah satu manfaat dari menulis.
Selamat mencoba!
6 Komentar
Narnie January
Kerennya mbakku. MasyaAllah
YouraMuriz
Hihihi…
Makasih, Dek๐๐
Gieska
Kebiasaan menulis bisa datang dari mana saja. Keren, Mbak. Semangat untuk terus produktif, apapun bidang kepenulisan yang ditekuni.
Sugianto
Terkadang sesuatu yang direncanakan tidak pernah tercapai. Apa yang direncanakan belum tentu terealisasi, tapi ada hal yang harus kita pahami, rencana Tuhan lebih baik dari rencana kita. Kita pun mendapatkan hal yang sama sekali tidak terlintas di dalam diri
Windi Astuti
proses yang bertahap dan menikmati banget ya mbak. yang akhirnya bisa jadi penulis pasti melalui berbagai tantangan lainnya
Rizka Amita
Wah sama kita Mbak. Saya juga awalnya suka membaca. Jadi suka menulis.