Deep Talk Sepuluh Menit Agar Tetap Produktif
Deep talk bersama pasangan bisa menjadi salah satu cara agar ibu tetap produktif setiap hari. Tidak butuh waktu lama, minimal sepuluh menit saja, sudah cukup menenangkan jiwa.
Apa itu Deep talk?
Deep talk atau sering disebut dengan pembicaraaan secara mendalam. Dari pembicaraan itu mungkin ada yang diantaranya curhat untuk melepaskan segala kerumitan dalam pikiran.
Sekadar bercerita dan mengeluarkan uneg-uneg memang dipercaya mampu membuat anda lebih rileks dan merasa beban sedikit terangkat.
Deep talk tidak harus dilakukan dengan situasi serius, tetapi bisa dilakukan di saat bersantai atau sebelum tidur.
Sepuluh menit di sore hari sambil minum teh, atau sepuluh menit sebelum tidur dapat memberikan kelegaan setelah seharian beraktifitas.
Meski pada kenyataannya, pembicaraan mungkin lebih lama dari yang kita bayangkan. Kalau sudah menemukan topik yang sangat menarik, rasanya pembicaraan itu tidak akan ada hentinya.
Namun tetap harus diingat, saat kita ingin menceritakan sesuatu, harus melihat keadaan pasangan. Apakah dia dalam keadaan baik-baik saja dan emosinya stabil atau tidak.
Seringkali pasangan menjadi gagal deep talk karena waktu yang tidak tepat, ditambah topik yang dijadikan bahan tidak tepat atau malah penuh dengan keluhan di saat pasangan sedang lelah setelah bekerja. Udahlah, bisa bubar. Bukannya deep talk malah bertengkar.
Padahal deep talk sepuluh menit dapat memberikan manfaat bagi ibu, di antaranya adalah sebagai berikut :
Mengurangi stres
Kamu tahu kenapa perempuan atau ibu lebih berpotensi mengalami stres berat ketimbang laki-laki? Karena sesuai kodratnya, perempuan memang lebih banyak menggunakan perasaan.
Bayangkan saja, sudah lelah mengerjakan pekerjaan rumah, mengurus anak, menemani belajar, masih melakukan kewajiban sebagai istri apalagi yang kerja juga di kantor. Jadi semua makin runyam jika tak diimbangi dengan manajemen emosi yang baik.
Nah, salah satu cara agar emosi terkendali adalah membicarakan masalah dengan pasangan.
Bukan berarti langung meluapkan semua yang dipikirkan, tapi tetap melihat kondisi pasangan, apakah bisa diajak ngobrol santai? Apakah bisa mendengarkan keluh kesah (jika sangat diperlukan)?.
Bagi saya sendiri, ketika suasana hati pasangan sedang tidak baik, saya tidak langsung meluapkan uneg-uneg. Cukup mengatakan bahwa saya sedang tidak enak perasaan dan ingin bersandar saja.
Atau paling tidak menceritakan tentang makanan kesukaan, rencana liburan yang indah, kemudian barulah berlanjut pada apa yang ingin dijadikan topik deep talk.
Meningkatkan hubungan yang kuat
Komunikasi sering disebut sebagai kunci keberhasilan sebuah hubungan. Jika komunikasi pasangan baik maka hubunganpun akan baik.
Nah, salah satu caranya adalah melakukan deep talk agar mudah mengetahui apa yang ingin dan tidak disukai oleh pasangan. Saling memahami apa yang sedang dihadapi dan sama-sama mengerti kebutuhan masing-masing.
Jika hubungan sudah kuat, pikiran ibu pun lebih tenang dan bisa lebih produktif.
Memudahkan mengatasi konflik
Setiap hubungan tidak selalu mulus, pasti akan selalu ada konflik entah besar maupun kecil. Oleh karena itu penting bagi kita ntuk senantiasa mendiskusikan hal-hal yang terjadi pada pasangan, agar jika ada konflik lebih mudah diatasi karena sudah terbiasa berdiskusi.
Melihat dari tiga hal di atas saja, deep talk ini sangat penting. Bayangkan saja jika keadaan sedang kurang fit, pekerjaan menumpuk di kantor, di rumah berantakan, anak rewel, atau lain sebagainya, tapi tidak ada yang bisa diajak bercerita, semua jadi kacau. Mau produktif jadi nggak bisa, kan?
Maka sempatkanlah untuk deep talk bersama pasangan, mungkin itu bisa mengurangi beban dan menunjang keproduktifan anda.
Nah kapan terakhir anda melakuakan deep talk dengan pasangan?