Lifestyle

Tips Menjadi Ibu Produktif

Menjadi ibu produktif setiap hari merupakan impian setiap wanita. Namun setelah menikah apalagi sudah punya anak, tentu saja banyak hal yang menyebabkan kita tidak bisa produktif.

Sebenarnya seperti apa sih ibu produktif itu?

Ibu produktif adalah ibu yang menjalani hidup dengan lebih bermakna dan bermanfaat bagi sekitarnya. Wanita yang dapat mengoptimalkan potensi-potensi yang ada dalam dirinya untuk kepentingan pribadi maupun sekitar.

Menjadi ibu memang bukan hal mudah, karena harus menjalani berbagai peran, dimulai dari mengurus suami, mengurus anak, memasak dan membersihkan rumah yang masing-masing tidak bisa dikerjakan dengan instan.

Namun dengan pengelolaan emosi dan waktu yang tepat, ibu masih bisa tetap produktif dan menjadi sosok yang bermanfaat bagi diri sendiri, keluarga dan lingkungan sekitar.

Produktivitas seorang ibu tidak hanya diukur dari banyaknya pekerjaan, tetapi dari kualitas pekerjaan tersebut.

Ibu yang benar-benar produktif tentu aja dapat melakukan pekerjaannya dengan sebaik-baiknya.

Berikut adalah tips untuk menjadi ibu produktif :

Tentukan Prioritas

Tentukan prioritasmu jika ingin bisa produktif dan bermanfaat. Bahyaknya pekerjaan seorang ibu kadang kita seirng merasa kuwalahan mengerjakan semuanya. Berharap bisa mnegerjakan semuanya malah akhirnya tidak dikerjakan dengan maksimal.

Maka kita perlu menentukan pekerjaan prioritas yang harus segera dikerjakan dan mana yang bisa ditunda atau tidak usah dikerjakan sama sekali. Agar hal penting bisa dikerjakan secara maksimal.

Berani Berkata Tidak

Dalam kehidupan berkeluarga dan bermasyarakat kadang kita sering dipertemukan dengan banyak kegiatan. Misalnya ajakan untuk pergi makan siang, atau pergi nongkrong.

Untuk tetap menjaga produktivitas tentu saja kita harus berani berkata tidak dan tetap fokus pada pekerjaan kita sendiri.

Belajar Membagi Tugas

Tak bisa dipungkiri pekerjaan ibu terlalu banyak hingga mungkin tidak bisa selesai dalam satu hari, untuk itu ibu perlu belajar membagi tugas bersama suami maupun anak.

Ketika saya belum bekerja sebagai staf di sekolah dan masih full freelance, saya mengerjakan hampir semua pekerjaan rumah sendirian, karena anak fokus belajar sementara suami bekerja.

Meski ada pekerjaan yang mereka bantu, tetapi tidak sebanyak sekarang ini, setelah saya bekerja.

Dengan lebih banyaknya pekerjaan saya di sekolah dan freelance, pekerjaan rumah kini lebih banyak dibantu anak dan suami.

 

Luangkan Waktu Untuk Diri Sendiri

Meski banyak hal yang harus dikerjakan dalam mengurus suami, anak dan urusan rumah tangga, usahakan memiliki waktu sendiri untuk menjaga kesehatan mental.

Terlalu banyak bekerja tanpa istirahat yang cukup, bisa memicu stres yang tidak baik untuk kesehatan. Untuk mencegah itu terjadi, seorang ibu perlu waktu untuk dirinya sendiri meski hanya sebentar. Misalnya pergi berbelanja kebutuhan pribadi sendiri, berjalan-jalan sendiri atau bersama teman, journaling, menonton drama Korea, dan lain sebagainya.

Me time

Bagi saya sendiri, jika sudah mulai lelah dengan rutinitas, saya meminta suami saya untuk mengajak anak-anak pergi berjalan-jalan atau menghabiskan waktu di luar rumah, agar saya bisa menikmati waktu sendiri.

Ketika sendirian di rumah, saya bisa menonton drama, menulis novel, atau membaca sebagai hobi untuk menghibur diri.

Bergaul Dengan Orang Yang Memiliki Positive Vibes

Manusia adalah makhluk sosial yang butuh orang lain, tetapi kita juga harus selektif dalam memilih teman atau sahabat yang masuk dalam kehidupan kita. Karena circle sangat berpengaruh bagi kita.

Orang yang memiliki positive vibes dapat membantu kita untuk terus berpikir positif dan semangat menjalani aktivitas sehari-hari.

Gimana? apakah kamu sudah melakukan salah satu hal di atas untuk menjadi ibu produktif? atau mungkin teman-teman bisa menceritakan pengalamannya di kolom komentar.

Sekian tulisan hari ini, semoga bermanfaat.

Blogger Editor Freelance Penulis novel Content writer Copy writer Graphic designer by canva

Satu Komentar

  • agha

    Produktivitas seorang ibu tidak hanya diukur dari banyaknya pekerjaan, tetapi dari kualitas pekerjaan tersebut.

    saya suka dengan kalimat di atas. …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *